Minggu, 13 Februari 2022

BERKREASI TARI DARI KARYA SENI BENTUK LAIN (2)

Menentukan tata rias yang tepat sebagai dasar berkreasi tari

 

Telah dijelaskan pada unit 1 dan 2, tata rias sangat erat kaitannya dengan makna tari. Tata rias adalah salah satu simbol tekstual yang paling mudah ditangkap maknanya oleh penonton. Seniman tari atau koreografer harus jeli dalam menentukan tata rias yang tepat agar pesan, makna, serta tujuan tari dapat sampai pada penonton. Tata rias wajah maupun lukisan tubuh (body painting) merupakan salah satu karya seni yang berkembang pesat dan memiliki disiplin pengetahuan khusus. Namun di dalam tari, tata rias menjadi bagian dari tari. Pembahasan tata rias yang dibahas di unit 3 ini, akan membantu peserta didik untuk berkreasi tari yang terinpirasi dari karya seni bentuk lain, yaitu tata rias wajah.

Tata rias wajah dalam pertunjukan memiliki fungsi: (1) menyempurnakan penampilan wajah; (2) menggambarkan karakter tokoh; (3) memberi efek gerak pada ekspresi pemain; (4) menegaskan dan menghasilkan garis-garis wajah sesuai dengan tokoh; dan (5) menambahkan aspek dramatik (Santosa: 2018).

 

Terdapat tiga jenis rias dalam tari, yaitu tata rias corrective, tata rias karakter dan tata rias fantasi. Berikut beberapa materi dasar membuat tata rias dalam tari sebagai dasar untuk menentukan tata rias yang sesuai dalam  berkreasi tari.

 

1.      Tata Rias Corrective

Makeup corrective merupakan rias wajah yang digunakan untuk sehari-hari dan bertujuan untuk mempercantik diri dan memperjelas wajah pemain dari atas panggung dengan penonton (Riantiarno, 2011).

 

No.

Keterangan

Foto

 

 

 

 

1

 

 

 

 

Wajah tanpa riasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

 

Memakai alas bedak disesuaikan dengan warna kulit, untuk tata rias korektif. Dalam kebutuhan pentas tari, warna alas bedak biasanya dinaikan satu tingkat lebih cerah dari warna kulit asli. Hal ini dimaksudkan agar wajah terlihat lebih cerah , setelah memakai alas bedak biasanya digunakan juga teknik shadding, yaitu memberikan garis-garis foundation berwarna gelap pada bagian hidung dan rahang, untuk memberi koreksi pada bentuk wajah seperti membuat kesan ramping atau hidung mancung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

 

 

Mengaplikasikan bedak tabur dengan tujuan untuk

mengunci alas bedak agar tidak mudah luntur

 

 

 

 

 

4.

 

Bentuk alis pada tata rias korektif biasanya disesuaikan dengan tulang alis dengan membentuk alis  yang simetris kanan dan kiri serta merapihkan bulu alis yang tidak beraturan

 

 

 

 

 

5.

 

Perona mata dikenal juga dengan sebutan eye shadow, perona mata dapat disesuaikan dengan warna busana maupun tema acara.

 

 

 

 

 

7.

 

Perona bibir dikenal juga dengan sebutan gincu atau lipstik.  Terdapat  berbagai warna perona bibir yang dapat disesuaikan dengan tema acara dan warna busana.

 

 

 

 

 

 

8.

Memasang eye liner dan bulu mata palsu.

Eye liner dan bulu mata palsu merupakan bagian dari tata rias korektif yang saat ini dianggap sangat penting. Bulu mata palsu memberi efek tegas pada mata, dan membuat mata terlihat lebih bersinar.

 

 

 

 

 

 

9.

 

Merapikan kembali riasan dengan  memakai  bedak padat, atau highliter agar riasan terlihat lebih halus dan bercahaya. Setelah selesai, penari biasanya memakai busana kemudian memakai sanggul dan aksesoris kepala

 

 

2.     Rias Karakter

Make up atau rias karakter merupakan rias wajah yang membantu para pemeran berakting dengan membuat wajahnya menyerupai  watak  yang akan dimainkan (Thowok: 2012). Rias wajah karakter adalah Rias wajah yang mengubah penampilan wajah dalam hal umur, watak, bentuk wajah, dan sifat agar sesuai dengan tokoh (Susanto; 2008).

Rias wajah karakter dapat tergambar dari bentuk alis dengan karakter protagonis dapat telihat dengan bentuk sejajar antara pangkal dan ujung alis, sedangkan untuk karakter protagonis ujung alis dibuat lebih tinggi dari pangkal alis.

 

3.     Rias Fantasy

Rias fantasi merupakan hasil imajinasi atau khayalan dari perias yang diaplikasikan pada wajah seseorang (Riantiano; 2011). Ciri khas rias fantasy adalah menggabarkan imajinasi yang merupakan hasil rekaan bentuk yang nyata menjadi bentuk yang tidak biasa. Rias fantasy menggambarkan tokoh- tokoh yang keberadaan sesungguhnya tidak ada atau tidak tergambar oleh pancaindera manusia, misalnya rias karakter setan, malaikat, atau hewan- hewan kepercayaan suatu masyarakat seperti naga, dan siluman-siluman jelmaan hewan dan manusia.

Berikut contoh langkah-langkah membuat tata rias fantasi dengan judul “Setan Alas“. Setan Alas adalah sebuah tokoh makhluk astral yang biasnya menghuni hutan belantara, sifatnya suka menggangu dan menakut-nakuti manusia yang berlaku tidak sopan di hutan.

 

 

No

Keterangan

Foto

 

 

 

 

Langkah 1

 

 

Menggunakan pelembab untuk melindungi wajah dari rasa tidak nyaman produk face painting.

 

 

 

 

 

Langkah 2

 

 

Membuat guratan garis atau bingkai pola wajah yang akan di lukis.

 

 

 

 

 

Langkah 3

 

 

Beri warna hitam pada beberapa bagian wajah.

 

 

 

 

 

Langkah 4

 

 

Beri warna merah dibagian pipi dan beberapa bagian dekat mata.

 

 

 

 

 

Langkah 5

Beri warna putih pada bagian dahi, hidung dan mulut, kemudian

gambar bibir dengan pola membentuk gigi, gambar dapat  divariasikan dengan bentuk gigi ataupun aplikasi warna lain agar terlihat seram.

 

 

 

 

 

Langkah 6

 

 

 

Riak atau sasak rambut agar terlihat menyeramkan.

 

 

 

Menentukan tata busana yang tepat sebagai dasar berkreasi tari

 

Tata busana dalam tari adalah aspek yang tidak kalah penting dalam sebuah karya tari. Tata busana yang tepat dapat membantu penonton memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penata tari atau koreografer. Dalam Nursantara (2007), dijelaskan bahwa tata busana adalah tata pakaian para pemain, agar mendukung keadaan atau suasana saat tampil. Tata busana juga merupakan disiplin pengetahuan khusus, dapat berdiri sendiri sehingga menjadi sebuah profesi yang menarik untuk ditekuni. Materi mengenai tata busana telah dibahas pada unit 1 dan unit 2, dengan memahami konsep tata busana dalam sebuah karya tari, peserta didik diharapkan mampu menentukan tata busana yang tepat dalam proses berkreasi tari.

Berikut adalah tahapan tahap menetukan tata rias yang sesuai dengan karya tari.

1.    Analisis temanya

Tema tari menjadi pertimbangan dalam memilih tata busana, jika temanya tentang lingkungan sekitar seperti fauna, koreografer dapat meniru corak bulu, bentuk patuk, sayap dan corak kulit hewan. Jika tema tarinya tentang kehidupan sosial menjelaskan suatu profesi, koreografer dapat meniru pakaian yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk yang dikreasikan.

2.    Analisis jenis tarinya

Langkah kedua adalah menganalisis jenis tari, jika jenis tarinya merupakan tari tradisi maka gunakan pula aksen aksen tradisional seperti kain, motif payet dan warna yang sesuai. Untuk tari kreasi atau nontradisi koreografer dapat lebih leluasa memilih konsep busana. Busana bebas lepas dari aksen tradisi atau dapat memadupadankan antara aksen tradisi dan modern.

3.    Analisis latar belakang budaya yang melandasi karya tersebut

Latar budaya suatu daerah harus menjadi pertimbangan dalam memilih tata busana dalam karya tari, jangan sampai salah dalam memilih karena akan menjadi sebuah kesalahan dalam menyajikan sebuah karya tari. Sebagai koreografer yang baik, kita harus memperkaya wawasan mengenai ragam budaya dari berbagai provinsi bahkan berbagai negara.

Sebagai contoh, jika Anda akan membuat tari kreasi Bali yang digabungkan dengan tari Hip-hop maka baiknya nada harus tetap menyisipkan aksen Bali, misalnya pada aksesoris rambut, atau kain. Namun jika Anda membuat tari kreasi baru tradisional maka pastikanlah tata cara penggunaan aksesoris tersebut tidak menyalahi aturan yang berlaku sesuai adat istiadat daerah yang menjadi pijakan berkarya tari.

4.    Analisis karakter apa saja yang tampil

Tata busana berkaitan juga dengan karakter yang ingin disampaikan, karakter tokoh tertentu harus ditunjang oleh tata busana yang sesuai agar penonton dapat memahami pesan yang ingin disampaikan, misalnya pada karakter antagonis biasanya warna busana yang digunakan adalah warna-warna panas seperti merah dan oranye. Untuk menegaskan tokoh adalah sosok penting seperti raja atau ratu, koreografer dapat membuat desain busana yang mewah dengan akses batu permata tiruan. Pada bagian aksesoris kepala dapat juga ditambahkan mahkota.

5.    Apakah tata busana yang dipilih dapat menunjang untuk dipakai sesuai dengan konsep tema dan tempat pertunjukan.

Tata busana pada sebuah karya tari berbeda dengan tata busana untuk karnaval. Busana harus mempertimbangkan kesesuaian dengan kenyamanan gerak serta tema dalam pertunjukan. Contohnya, busana pada pemeran jawara atau pendekar maka kostum yang digunakan pun harus membuat nyaman saat bergerak. Pada gerakan silat misalnya tentunya koreografer harus memilih busana yang nyaman, bahan dari celana pun harus dipertimbangkan yaitu celana dengan bahan yang kuat dan tidak mudah sobek.

 

Menentukan properti tari yang tepat sebagai dasar berkreasi tari

 

Properti tari merupakan aspek yang cukup penting dalam sebuah pertunjukan tari karena dapat menambah nilai estetika dan makna terhadap sebuah tarian yang dibawakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan menentukan properti yang tepat.

1.    Pahami tema tarinya;

2.    Pelajari judulnya, lalu analisis judulnya dari segi makna;

3.    Pelajari karakter atau tokoh yang akan ditampilkan;

4.    Tentukan benda yang dapat menunjang pemahaman penonton terhadap karya tari

5.    Tentukan material, warna bentuk yang sesuai dengan makna tari, pesan, nilai yang ingin ditampilkan;

6.    Pelajari atau  pertimbangkan  kembali  properti  yang  dipilih  dapat memungkinkan untuk gunakan, dari segi efektifitas dan juga keamanan.

Contoh penggunaan properti pada sebuah karya tari, misalnya tari yang memiliki tema kepahlawanan. Salah satu judul karya yang diangkat adalah “Laksamana Keumala Hayati”. Langkah awal yang harus dilakukan adalah:

(1) analisis judulnya dari segi bahasa, siapakah Laksamana Keumala Hayati itu, lalu bagaimana karakternya; (2) Memilih properti yang sesuai, misalnya Rencong. Rencong adalah senjata tradisional Aceh. Rencong ditentukan sebagai properti dan tidak dapat diganti dengan keris, karena  maknanya akan menjadi lain; (3) Pertimbangkan aspek keamanannya. Rencong adalah benda tajam berfungsi untuk bela diri. Rencong untuk properti tari, dapat dibuat tiruannya dari bahan yang aman jika digunakan, misalnya dari triplek atau gabus.

Faktor keamanan harus diutamakan jika menentukan properti tari, sehingga pemilihan bahan dan teknik menggunakan properti harus dipertimbangkan agar para penari aman dalam menggunakannya. Berikut ini adalah contoh properti tari dari benda aslinya yang aman untuk digunakan, contohnya seperti tongkat, caping, dan bakul.

 

TUGAS MANAJEMEN PRODUKSI PERTUNJUKAN

Buatlah Pamflet tentang Pagelaran Tari yang didalamnya mencakup : 1. Tema Pagelaran 2. Kelompok yang akan tampil 3. Waktu dan Tempat pelaksa...