Menentukan tata rias yang tepat
sebagai dasar berkreasi tari
Telah
dijelaskan pada unit 1 dan 2, tata rias sangat erat kaitannya dengan makna
tari. Tata rias adalah salah satu simbol tekstual yang paling mudah ditangkap
maknanya oleh penonton. Seniman tari atau koreografer harus jeli dalam menentukan tata rias yang tepat agar pesan, makna,
serta tujuan tari dapat sampai pada penonton. Tata
rias wajah maupun lukisan tubuh (body painting) merupakan
salah satu karya seni yang berkembang pesat dan memiliki disiplin
pengetahuan khusus. Namun di dalam tari, tata rias menjadi bagian dari tari. Pembahasan tata rias yang dibahas di
unit 3 ini, akan membantu peserta didik untuk
berkreasi tari yang terinpirasi dari karya seni bentuk
lain, yaitu tata rias wajah.
Tata rias wajah dalam pertunjukan memiliki
fungsi: (1) menyempurnakan penampilan wajah; (2) menggambarkan karakter tokoh; (3) memberi
efek gerak pada ekspresi pemain; (4) menegaskan dan menghasilkan
garis-garis wajah sesuai dengan
tokoh; dan (5) menambahkan aspek dramatik (Santosa: 2018).
Terdapat tiga
jenis rias dalam tari, yaitu tata rias corrective, tata rias karakter dan tata rias fantasi. Berikut
beberapa materi dasar
membuat tata rias dalam tari sebagai dasar untuk menentukan tata rias yang sesuai dalam berkreasi tari.
1.
Tata Rias Corrective
Makeup
corrective merupakan rias wajah yang digunakan untuk sehari-hari dan bertujuan untuk mempercantik diri dan memperjelas
wajah pemain dari atas panggung
dengan penonton (Riantiarno, 2011).
No. |
Keterangan |
Foto |
1 |
Wajah tanpa riasan |
|
2. |
Memakai alas bedak disesuaikan dengan
warna kulit, untuk tata rias
korektif. Dalam kebutuhan pentas tari, warna alas bedak biasanya dinaikan satu tingkat lebih cerah dari warna kulit asli. Hal ini dimaksudkan agar wajah terlihat lebih cerah , setelah memakai alas bedak biasanya digunakan juga teknik shadding,
yaitu memberikan garis-garis foundation berwarna
gelap pada bagian hidung dan
rahang, untuk memberi koreksi pada
bentuk wajah seperti membuat kesan ramping atau hidung mancung. |
|
3. |
Mengaplikasikan bedak tabur dengan tujuan
untuk mengunci alas bedak agar tidak mudah luntur |
|
4. |
Bentuk alis pada tata rias korektif
biasanya disesuaikan dengan tulang alis dengan membentuk alis yang simetris kanan dan kiri serta merapihkan bulu alis yang tidak
beraturan |
|
5. |
Perona mata dikenal juga dengan sebutan eye shadow, perona mata dapat disesuaikan dengan warna busana maupun
tema acara. |
|
7. |
Perona bibir dikenal juga dengan
sebutan gincu atau lipstik. Terdapat berbagai
warna perona bibir yang dapat
disesuaikan dengan tema acara dan warna busana. |
|
8. |
Memasang eye liner
dan bulu mata palsu. Eye liner dan bulu mata palsu merupakan bagian dari tata rias
korektif yang saat ini dianggap sangat penting. Bulu mata palsu
memberi efek tegas
pada mata, dan membuat mata terlihat lebih bersinar. |
|
9. |
Merapikan kembali riasan dengan memakai
bedak padat, atau highliter agar riasan terlihat lebih halus dan
bercahaya. Setelah selesai, penari
biasanya memakai busana kemudian
memakai sanggul dan aksesoris kepala |
|
2. Rias Karakter
Make up atau
rias karakter merupakan rias wajah yang membantu para pemeran berakting dengan membuat wajahnya
menyerupai watak yang akan dimainkan (Thowok:
2012). Rias wajah karakter adalah Rias wajah yang mengubah penampilan wajah dalam hal umur, watak,
bentuk wajah, dan sifat agar sesuai dengan
tokoh (Susanto; 2008).
Rias wajah
karakter dapat tergambar dari bentuk alis dengan karakter protagonis dapat telihat dengan bentuk
sejajar antara pangkal dan ujung alis, sedangkan untuk
karakter protagonis ujung alis dibuat lebih tinggi dari pangkal alis.
3. Rias Fantasy
Rias fantasi
merupakan hasil imajinasi atau khayalan dari perias yang diaplikasikan pada wajah
seseorang (Riantiano; 2011).
Ciri khas rias fantasy adalah menggabarkan imajinasi
yang merupakan hasil rekaan bentuk yang nyata menjadi bentuk yang tidak biasa.
Rias fantasy menggambarkan tokoh- tokoh yang keberadaan sesungguhnya tidak ada atau tidak tergambar oleh pancaindera
manusia, misalnya rias karakter setan, malaikat, atau hewan- hewan kepercayaan suatu masyarakat
seperti naga, dan siluman-siluman jelmaan hewan
dan manusia.
Berikut contoh langkah-langkah membuat tata rias fantasi dengan judul “Setan
Alas“. Setan Alas adalah sebuah tokoh makhluk astral yang biasnya menghuni hutan belantara, sifatnya suka menggangu
dan menakut-nakuti manusia yang berlaku tidak sopan di hutan.
No |
Keterangan |
Foto |
Langkah 1 |
Menggunakan pelembab untuk melindungi wajah dari rasa
tidak nyaman produk face painting. |
|
Langkah 2 |
Membuat guratan garis atau bingkai pola wajah yang
akan di lukis. |
|
Langkah 3 |
Beri warna hitam pada beberapa bagian
wajah. |
|
Langkah 4 |
Beri warna merah dibagian
pipi dan beberapa bagian dekat mata. |
|
Langkah 5 |
Beri warna putih pada bagian
dahi, hidung dan mulut,
kemudian gambar bibir dengan pola membentuk
gigi, gambar dapat divariasikan dengan bentuk gigi ataupun
aplikasi warna lain agar terlihat seram. |
|
Langkah 6 |
Riak atau sasak rambut agar terlihat menyeramkan. |
|
Menentukan tata busana yang tepat
sebagai dasar berkreasi tari
Tata busana
dalam tari adalah aspek yang tidak kalah penting dalam sebuah karya tari. Tata busana yang tepat dapat membantu penonton
memahami pesan yang ingin disampaikan
oleh penata tari atau koreografer. Dalam Nursantara
(2007), dijelaskan bahwa tata busana adalah tata pakaian para pemain, agar mendukung keadaan atau
suasana saat tampil. Tata busana juga merupakan disiplin
pengetahuan khusus, dapat berdiri sendiri sehingga menjadi sebuah profesi yang menarik untuk ditekuni. Materi
mengenai tata busana telah dibahas pada
unit 1 dan unit 2, dengan memahami konsep tata
busana dalam sebuah karya tari, peserta didik diharapkan mampu menentukan tata busana yang tepat dalam proses berkreasi
tari.
Berikut adalah tahapan tahap menetukan tata rias yang sesuai dengan karya
tari.
1.
Analisis temanya
Tema tari menjadi pertimbangan dalam memilih
tata busana, jika temanya tentang lingkungan sekitar seperti
fauna, koreografer dapat meniru corak bulu, bentuk patuk, sayap
dan corak kulit hewan. Jika tema tarinya tentang kehidupan sosial menjelaskan suatu profesi, koreografer dapat meniru pakaian yang biasa
dipakai dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk
yang dikreasikan.
2.
Analisis jenis
tarinya
Langkah kedua adalah menganalisis jenis
tari, jika jenis tarinya merupakan tari tradisi maka gunakan pula aksen aksen
tradisional seperti kain, motif payet dan warna yang sesuai. Untuk tari
kreasi atau nontradisi koreografer dapat lebih leluasa
memilih konsep busana.
Busana bebas lepas dari aksen
tradisi atau dapat
memadupadankan antara aksen
tradisi dan modern.
3.
Analisis latar
belakang budaya yang melandasi karya tersebut
Latar budaya
suatu daerah harus menjadi pertimbangan dalam memilih tata busana dalam karya tari, jangan
sampai salah dalam memilih karena
akan menjadi sebuah
kesalahan dalam menyajikan sebuah karya tari. Sebagai koreografer yang baik, kita harus memperkaya wawasan
mengenai ragam budaya
dari berbagai provinsi
bahkan berbagai negara.
Sebagai contoh, jika Anda akan
membuat tari kreasi
Bali yang digabungkan dengan tari Hip-hop
maka baiknya nada harus tetap menyisipkan aksen
Bali, misalnya pada
aksesoris rambut, atau kain. Namun jika Anda membuat tari kreasi baru tradisional maka pastikanlah tata cara penggunaan aksesoris tersebut tidak menyalahi aturan
yang berlaku sesuai
adat istiadat daerah
yang menjadi pijakan
berkarya tari.
4.
Analisis karakter
apa saja yang tampil
Tata busana berkaitan juga dengan karakter
yang ingin disampaikan, karakter tokoh tertentu
harus ditunjang oleh tata busana yang sesuai
agar penonton dapat memahami pesan yang ingin
disampaikan, misalnya pada karakter antagonis
biasanya warna busana yang digunakan adalah warna-warna panas seperti merah dan oranye. Untuk menegaskan tokoh adalah
sosok penting seperti raja atau ratu,
koreografer dapat membuat desain busana yang mewah
dengan akses batu permata tiruan.
Pada bagian aksesoris
kepala dapat juga ditambahkan mahkota.
5.
Apakah tata busana yang dipilih dapat
menunjang untuk dipakai
sesuai dengan konsep tema dan tempat pertunjukan.
Tata busana pada sebuah karya tari berbeda
dengan tata busana untuk karnaval. Busana harus mempertimbangkan
kesesuaian dengan kenyamanan gerak serta tema dalam pertunjukan. Contohnya, busana pada pemeran
jawara atau pendekar maka kostum yang digunakan pun
harus membuat nyaman saat bergerak.
Pada gerakan silat misalnya tentunya koreografer harus memilih
busana yang nyaman, bahan dari celana pun harus dipertimbangkan yaitu celana dengan
bahan yang kuat dan tidak mudah sobek.
Menentukan properti tari yang tepat
sebagai dasar berkreasi tari
Properti tari merupakan aspek yang cukup penting dalam sebuah pertunjukan tari karena dapat menambah nilai estetika dan makna terhadap
sebuah tarian yang dibawakan. Berikut ini adalah
tahapan-tahapan menentukan properti
yang tepat.
1. Pahami tema tarinya;
2. Pelajari judulnya, lalu analisis judulnya dari segi
makna;
3. Pelajari karakter atau tokoh yang akan ditampilkan;
4. Tentukan benda yang dapat menunjang
pemahaman penonton terhadap
karya tari
5. Tentukan
material, warna bentuk
yang sesuai dengan
makna tari, pesan, nilai yang ingin
ditampilkan;
6. Pelajari atau pertimbangkan kembali properti yang dipilih dapat memungkinkan untuk gunakan, dari segi efektifitas dan juga keamanan.
Contoh penggunaan properti pada
sebuah karya tari, misalnya tari yang memiliki
tema kepahlawanan. Salah satu judul karya yang diangkat adalah “Laksamana Keumala Hayati”. Langkah
awal yang harus dilakukan adalah:
(1) analisis
judulnya dari segi bahasa, siapakah Laksamana Keumala Hayati itu, lalu bagaimana karakternya; (2)
Memilih properti yang sesuai, misalnya Rencong. Rencong adalah senjata tradisional Aceh.
Rencong ditentukan sebagai properti
dan tidak dapat diganti dengan keris,
karena maknanya akan menjadi lain; (3) Pertimbangkan aspek keamanannya. Rencong
adalah benda tajam berfungsi untuk
bela diri. Rencong untuk properti tari, dapat
dibuat tiruannya dari bahan yang aman jika digunakan, misalnya dari
triplek atau gabus.
Faktor keamanan harus diutamakan jika menentukan properti
tari, sehingga pemilihan
bahan dan teknik menggunakan properti
harus dipertimbangkan agar
para penari aman dalam menggunakannya. Berikut ini adalah contoh properti tari dari benda aslinya yang aman untuk
digunakan, contohnya seperti
tongkat, caping, dan bakul.